Wednesday, October 28, 2015

LIPUTAN BERPRESPEKTIF DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI

Jimmy Silalahi
Anggota Dewan Pers
     Topik kali ini dalam kelas kapita selekta mengenai liputan berprespektif dalam pemberantasan korupsi oleh Bp. Jimmy Silalahi yang sebelumnnya pernah terjun langsung sebagai jurnalis yang sekarang menjadi anggota dewan pers.     
     Korupsi atau rasuah adalah tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal menalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak.     
     Kasus korupsi yang terjadi di Inonesia menjadi perhatian masyarakat, banyaknya media yang memberitakan kasus korupsi dengan berbagai “kemasan” agar menarik perhatian masyarakat menjadi boomerang sendiri bagi media tersebut. Kebebasan media massa dalam memberikan informasi dengan mengatas namakan pemberantasan korupsi terkadang melupakan kode etik jurnalistik yang merusak kebebasan orang lain .

 DILEMA ATAU PERSOALAN PENYAMPAIAN BERITA MENGENAI KORUPSI

1. Kecepatan penyampaian berita VS kedalaman berita
Banyaknya media yang berlomba-lomba menyajikan berita secara cepat tanpa memperhatikan kedalaman berita tersebut. Perlunya keakurasian sebuah berita sehingga dapat dipertanggungjawabkan.


2. Kelugasan penulisan VS asas praduga tak bersalah
Tidak mencampurkan fakta dan opini dalam sebuah pemberitaan korupsi sehingga tidak menghakimi seseorang yang belum dapat dipastikan sebagai tersangka                        

  3. Ruang privat VS Ruang publik
Para wartawan harus bias membedakan antara ruang pblik dan ruang privat. Karena wartawan Indonesia harus menghargai hak privasi seseorang walaupun seseorang tersebut calon tersangka korupsi.


4.Tidak memahami kode etik
Sebagai wartawan sangat penting memahami kode etik jurnalistik agar berita yang disampaikan merupakan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan keakuratannya.


 

ANALISA PERSOALAN DARI SEJUMLAH PEMBERITAAN KORUPSI


· Tidak berimbangInformasi yang disampaikan tidak akurat dan tidak melakukan verivikasi

· Opini menghakimi
Opini mengakimi adalah pendapat pribadi wartawan. Hal ini berbeda dengan opini interpretatif, yaitu pendapat yang berupa interpretasi wartawan atas faktaInformasi yang disampaikan tidak akurat dan tidak melakukan verivikasi





· Mencampurkan fakta dan opiniJika terjadi pencampura atara keduanya (fakta dan opini) maka informasi yang benar dapat menjadi bias atau bahkan menimbulkan terjadinya pemutarbalikan fakta

· Pemakaian Bahasa yang hiperbolaPemakaian kata yang bombastis agar mencuri perhatian khalayak tanpa memperhitungkan dampak pemberitaan.


· Adanya konflik kepentinganKeterangan sumber berbeda dengan yang dikutip dalam berita






  




No comments:

Post a Comment